PTC UK

join with friend finder

Anda mau beli buku??? klik logo dibawah ini....


Masukkan Code ini K1-456235-C
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Tak mampu tersenyum…

on 5.03.2009

Malam sunyi seperti biasanya, yang terdengar hanyalah alunan suara jangkrik dan gemuruh angin yang menghempaskan dedaunan. Sesekali terdengar lolongan anjing menambah suasana malam menjadi semakin sunyi.
“sepiiiii” yaps tiap malam emang slalu begini..”
Itu bagian dari jeritan hati yang selalu terpendam, tak ada lagi tong sampah yang mau dan sudi mendengar keluh kesah ini, mungkin orang mulai bosan atau mungkin muak dengan semua isi dalam ruang kepala ini.
“harraaaah… gak bisa molor agy..”

Itu juga sebuah omelan yang selalu terdengar 2 tahun belakangan, jam 12 itu belum waktunya untuk menarik selimut. Mungkin begadang itu sudah menjadi satu kebiasaan dan akhirnya menjadi ADAT.
Seperti sebuah teori bahwa adat yang berlaku dimasyarakat didasarkan pada sebuah kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu.
“berarti begadang ini jadi adat..?”
Sebuah pertanyaan bodoh dan tidak berdasar..!!

***
“ Di…………….n, bangun dah siang, mo kerja ga..? dah jam setengah delapan..!”
Suara Ibu memanggil dari balik pintu.
“ya Allah… kesiangan lagi dweh..”
“Mandi, ganti baju, dan sarapan semuanya dilakukan hanya dalam waktu 15 menit, manasin motor dan langsung tancap gas pada jam delapan kurang 10 menit, paling nyampe kantor jam 8 lewat dikit, lagian lumayan deket jarak natara kantor dan rumah.”
“uuuuuuuuuuuuuuuuh… seperti biasa BETE…”
“suasana kantor gak lagi kondusif”
“males juga tiap hari harus kaya gini..”
Rutinitas yang selalu berlangsung 5 hari dalam seminggu tepatnya 6 hari setelah berlakunya peraturan sabtu wajib masuk.
“Bete gak sich.. katanya lembur..? tapi ga dapet uang lemburan..!”
“meeting deui..,meeting deui.. bete, boring n bosen….”
Itu juga bagian dari sebuah rutinitas suasana yang penuh dengan kebosanan di pagi hari.. kecuali hari minggu beda lagi dan lain lagi ceritanya.
Sekedar curhat tiap meeting itu yang diomongin pasti soal DPD, Target dan info terbaru. Dan untuk itu semua bias berlangsung selama 2 jam dan parahnya tiap hari meeting, yang dibahas itu-itu saja. Bukan nambah semangat tapi malah jadi illfeel.
Kalau dari awal sudah terpasang muka kusut dan tidak bersemangat, alhasil sampai matahari pulang ke ufuk barat muka itu tidak berubah, malah makin bertambah kusut Karena ditambah belum makan, kehujanan, dan segudang permasalah yang timbul dari derasnya arus kehidupan.
“huuupsh….. capek… “
“pa hidup tuh kaya gini yak..?”
“kerja dapet duit, tapi ga bikin bahagia..”
Kadang bosan juga mendengar keluh kesah dan berbagai macam ocehan yang kedengarannya pesimis, tidak bersemangat, patah arang dan penuh caci maki. Tapi itulah keadaannya.

****
Matahari sudah mulai bersembunyi, dan dunia seakan menjadi gelap yang diterangi temaramnya lampu jalan dan lampu-lampu kendaraan yang disibukkan oleh kesibukan penumpangnya.

“badan pegel gak ada yang mijitin..!”
“perut laper gak ada yang nyediain makanan..!”
Semakin bosan dan mungkin semakin muak dengan semua ocehan, omelan dan keluh kesah yang tanpa mengenal bosan keluar dari mulut orang yang pesimis. Sehingga hari demi hari selalu dihiasi oleh pemandangan suram, gelap dan merasa kesepian.
Tapi satu kesempatan lagi untuk mengutarakan perasaan dan suasana hati. Tidak ada ocehan, omelan dan keluh kesah, sekali-kali pertanyaan yang jawabannya hanya ada dalam diri.
“gak pernah bersykurkah..?”
“gak pernah nikmatin hidupkah..?”
“gak pernah bersedekah..?”
“atau emang ini bukan jalan hidup..?”
“atau jangan-jangan terlalu banyak ngehayal..?”
“terlalu berangan-angan..?”
“terlalu muluk-muluk kalo punya keinginan..?”
“Entahlah… yang pasti ku tak mampu lagi tersenyum..”
“saat ini…”
“ya..! saat ini ku tak mampu tersenyum..”


Selasa 00:30, 07 april ‘09

[+/-] Selengkapnya...

Kesunyian

Ketika kesunyian menyapa di tengah lelapnya insan dalam buaian mimpi dan angin malam. Ku terjaga, mencoba untuk berbuat sesuatu yang mungkin sedikitnya mampu membawaku kedalam satu kondisi, dimana ketenangan senantiasa menyelamatkan aku dari kegelisahan, ketentraman jiwa yang berpadu dengan raga sehingga kegundahan tak lagi menghiasi setiap langkah yang kulalui dan waktu yang kulewati.
Bathin yang meronta, ruh yang menangis meratap dan nurani yang menjerit melihat, mendengar dan merasakan kehidupan yang penuh dengan ketidakseimbangan, ketidakstabilan dan penuh dengan kenistaan. Asa yang tersisa memapahku perlahan-lahan melewati derasnya arus kehidupan walaupun terkadang harus terombang-ambing melewati batu-batu tajam, ranting yang berduri dan terjebak disatu persimpangan.
Perjalanan waktu masih terus bergulir, matahari masih tetap setia memancarkan sinarnya, rembulan dan bintang-bintangpun masih tetap menghiasi langit-langit malam. Ku harus bertahan, kuharus berjuang dan kuharus menang.

Memang hidup tak selalu seperti yang kita bayangkan, tidak selalu indah seperti yang diharapkan. Kepahitan hidup senantiasa membayangi kemana langkah kaki ku berpijak.

[+/-] Selengkapnya...

Belajar menghadapi kenyataan

Sepahit apapun dan seburuk apapun kenyataan itu harus kita terima walaupun semua itu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi untuk melewati semua itu butuh kesiapan mental agar bisa menerima dan menjalaninya. Memang berbicara merupakan hal yang sangat mudah, namun melaksanakannya tak semudah yang kita bicarakan. Lalu apakah sesuatu yang sulit itu tidak bisa dilakukan ? dan lantas kita hanya bisa pasrah dan tidak berbuat apa-apa?
Barangkali pertanyaannya bukan seperti itu, melainkan bagaimana agar kesulitan itu bisa menjadi kemudahan ? atau bagaimana sutu pekerjaan yang sulit dapat dikerjakan dengan mudah ?
Bagaimana cara, tehnik atau metode agar bisa melakukan semua itu ?
Hadapi dan jalani saja dulu pekerjaan yang kita rasakan sulit, sebab pasti kemudahan akan menghampiri kalau kita sudah mengetahui letak kesulitan dari pekerjaan yang kita hadapi. Jawaban sebenarnya ada dalam diri kita, ada dalam fikiran kita dan ada dalam kemampuan terpendam yang terkadang tidak kita sadari. Kita selalu tersugesti oleh fikiran-fikiran negatif yang timbul dalam fikiran kita, ketakutan mengalahkan akal sehat kita, keraguan menghambat kreatifitas dan membatasi kemampuan kita untuk melangkahkan kaki kearah tujuan hidup kita. Kegagalan selalu membayangi dan menghantui seolah-olah pekerjaan yang belum kita kerjakan sudah kita kerjakan, sehingga langkah pun seakan terhenti dan biasanya kita lari sebelum genderang perang ditabuh dan akhirnya kita pun kalah sebelum berperang.
Tekad yang bulat dan keyakinan yang teguh harus kita jadikan tameng untuk menghantam segala jenis fikiran negatif dan perasaan ragu serta rasa takut yang berlebihan. Dan kalau seandainya itu semua bisa kita tepis, jalan menuju arah tujuan terlihat jelas dan pintu keberhasilan pun semakin terbuka lebar. Selanjutnya kita akan tahu seberapa sulit jalan yang telah kita tempuh dan kita bisa mengetahui lebih besar mana antara kesulitan yang kita hadapi dengan kemudahan yang telah kita jalani.

Selamat mencoba, tetap semangat dan yakinlah.!

[+/-] Selengkapnya...

Salam Perdamaian

Hidup adalah sebuah perjuangan. Adalah sebuah hukum alam bahwa dalam perjuangan itu harus selalu ada yang berkorban ataupun dikorbankan atau bahkan seklaipun harus ada yang menjadi korban.

Pahit getir, duka lara bahkan tetesan darah dan airmata senantiasa membayangi setiap langkah sebuah perjuangan. Akan tetapi keadaan tidak akan selamnya terlihat buruk, sebab kehidupan laksana roda yang berputar. Tidak akan selamanya kita berada di posisi teratas adakalanya kita harus rela berada di poisisi paling terbawah dan sangat rendah, dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu teruslah berjuang untuk hidup karena dibalik pahitnya perjuangan akan kita temukan sebuah kebahagiaan yang kita tidak pernah membayangkan betapa indahnya keberhasilan dari sebuah perjuangan hidup yang telah kita perjuangkan.

Tetap semangat....

Terus berjuang....

Masa depan ada di tangan kita....

[+/-] Selengkapnya...