Malam sunyi seperti biasanya, yang terdengar hanyalah alunan suara jangkrik dan gemuruh angin yang menghempaskan dedaunan. Sesekali terdengar lolongan anjing menambah suasana malam menjadi semakin sunyi.
“sepiiiii” yaps tiap malam emang slalu begini..”
Itu bagian dari jeritan hati yang selalu terpendam, tak ada lagi tong sampah yang mau dan sudi mendengar keluh kesah ini, mungkin orang mulai bosan atau mungkin muak dengan semua isi dalam ruang kepala ini.
“harraaaah… gak bisa molor agy..”
Itu juga sebuah omelan yang selalu terdengar 2 tahun belakangan, jam 12 itu belum waktunya untuk menarik selimut. Mungkin begadang itu sudah menjadi satu kebiasaan dan akhirnya menjadi ADAT.
Seperti sebuah teori bahwa adat yang berlaku dimasyarakat didasarkan pada sebuah kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu.
“berarti begadang ini jadi adat..?”
Sebuah pertanyaan bodoh dan tidak berdasar..!!
***
“ Di…………….n, bangun dah siang, mo kerja ga..? dah jam setengah delapan..!”
Suara Ibu memanggil dari balik pintu.
“ya Allah… kesiangan lagi dweh..”
“Mandi, ganti baju, dan sarapan semuanya dilakukan hanya dalam waktu 15 menit, manasin motor dan langsung tancap gas pada jam delapan kurang 10 menit, paling nyampe kantor jam 8 lewat dikit, lagian lumayan deket jarak natara kantor dan rumah.”
“uuuuuuuuuuuuuuuuh… seperti biasa BETE…”
“suasana kantor gak lagi kondusif”
“males juga tiap hari harus kaya gini..”
Rutinitas yang selalu berlangsung 5 hari dalam seminggu tepatnya 6 hari setelah berlakunya peraturan sabtu wajib masuk.
“Bete gak sich.. katanya lembur..? tapi ga dapet uang lemburan..!”
“meeting deui..,meeting deui.. bete, boring n bosen….”
Itu juga bagian dari sebuah rutinitas suasana yang penuh dengan kebosanan di pagi hari.. kecuali hari minggu beda lagi dan lain lagi ceritanya.
Sekedar curhat tiap meeting itu yang diomongin pasti soal DPD, Target dan info terbaru. Dan untuk itu semua bias berlangsung selama 2 jam dan parahnya tiap hari meeting, yang dibahas itu-itu saja. Bukan nambah semangat tapi malah jadi illfeel.
Kalau dari awal sudah terpasang muka kusut dan tidak bersemangat, alhasil sampai matahari pulang ke ufuk barat muka itu tidak berubah, malah makin bertambah kusut Karena ditambah belum makan, kehujanan, dan segudang permasalah yang timbul dari derasnya arus kehidupan.
“huuupsh….. capek… “
“pa hidup tuh kaya gini yak..?”
“kerja dapet duit, tapi ga bikin bahagia..”
Kadang bosan juga mendengar keluh kesah dan berbagai macam ocehan yang kedengarannya pesimis, tidak bersemangat, patah arang dan penuh caci maki. Tapi itulah keadaannya.
****
Matahari sudah mulai bersembunyi, dan dunia seakan menjadi gelap yang diterangi temaramnya lampu jalan dan lampu-lampu kendaraan yang disibukkan oleh kesibukan penumpangnya.
“badan pegel gak ada yang mijitin..!”
“perut laper gak ada yang nyediain makanan..!”
Semakin bosan dan mungkin semakin muak dengan semua ocehan, omelan dan keluh kesah yang tanpa mengenal bosan keluar dari mulut orang yang pesimis. Sehingga hari demi hari selalu dihiasi oleh pemandangan suram, gelap dan merasa kesepian.
Tapi satu kesempatan lagi untuk mengutarakan perasaan dan suasana hati. Tidak ada ocehan, omelan dan keluh kesah, sekali-kali pertanyaan yang jawabannya hanya ada dalam diri.
“gak pernah bersykurkah..?”
“gak pernah nikmatin hidupkah..?”
“gak pernah bersedekah..?”
“atau emang ini bukan jalan hidup..?”
“atau jangan-jangan terlalu banyak ngehayal..?”
“terlalu berangan-angan..?”
“terlalu muluk-muluk kalo punya keinginan..?”
“Entahlah… yang pasti ku tak mampu lagi tersenyum..”
“saat ini…”
“ya..! saat ini ku tak mampu tersenyum..”
Selasa 00:30, 07 april ‘09